Selasa, 25 Desember 2018

Peran Perawat di Era Revolusi Industri 4.0

Bercengkrama : perawat sedang bercengkerama dengan pasien di lorong rumah sakit
Saat ini dunia tengah memasuki era disrupsi teknologi yang bergeser pada era revolusi industri 4.0. World Economic Forum (WEF) menyebut revolusi industri 4.0 adalah revolusi berbasis Cyber Physical System yang secara garis besar merupakan gabungan tiga domain yaitu digital, fisik, dan biologi. Ditandai dengan munculnya fungsi-fungsi artificial intelligence (kecerdasan buatan), mobile supercomputing, intelligent robot, self-driving cars, neuro-technological brain enhancements, era big data yang membutuhkan kemampuan cybersecurity, era pengembangan biotechnology dan genetic editing (manipulasi gen).
Revolusi industri 4.0 secara umum diketahui sebagai perubahan cara kerja yang menitikberatkan pada pengelolaan data, sistem kerja industri melalui kemajuan teknologi, komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia ke empat ini, teknologi informasi telah menjadi basis utama dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited) karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi. Lalu, bagaimana pengaruh revolusi industri 4.0 bagi perawat saat ini?
Perawat merupakan tenaga kerja kompeten yang harus siap menghadapi industri kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi perawat di era revolusi industri 4.0 ini. Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi seorang perawat dalam mencapai kesuksesan, melainkan kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien yang sesuai standar keperawatan.
Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga perawat turut wajib dapat menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era globalisasi ini. Perawat harus mampu menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, dan kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era revolusi industri 4.0. Terobosan inovasi ini akan berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Rekonstruksi pola pikir yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kinerja keperawatan dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital. Selain itu, mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 adalah salah satu cara yang dapat dilakukan perawat untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi instansi kesehatan. Berbagai tantangan sudah hadir di pelupuk mata, sudah siapkah perawat menyiapkan diri di era revolusi industri 4.0 dan persaingan global?
Perawat belakangan turut memiliki tantangan tersendiri di tengah globalisasi dan era digital atau industri 4.0. Perawat saat ini harus bisa mengimbangi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang berbasis teknologi. Perawat harus melek terhadap teknologi informasi dan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien. Di era revolusi industri 4.0 ini, kompetensi ini wajib dimiliki oleh tenaga medis, khususnya perawat.
Perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan pelayanan sesuai standar keperawatan. Pasalnya, perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi pasien paling lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat dibutuhkan. Jika dianalogikan di ruang perawatan, maka perawat merupakan ibu rumah tangga, yang selama 24 jam di ruang perawatan. Sementara dokter, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya adalah layaknya tamu yang hanya singgah sebentar di sisi pasien.
Perawat saat ini tidak hanya dituntut bisa menjadi penyedia layanan keperawatan yang berkualitas semata. Bahkan, perawat sangat diharapkan pula mampu menjadi advokat bagi para pasien. Peran sebagai advokat yaitu untuk membantu pasien dan keluarga dalam memberikan informasi dari pemberi pelayanan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Selain itu, perawat juga berperan menjadi mediator dan melindungi hak-hak pasien atas pelayanan yang baik. Perawat juga harus mempunyai critical thingking menghadapi semua elemen, baik itu pasien dan tenaga medis lainnya. Untuk itu, perlu ditekankan bahwa peran perawat tidak hanya sebatas memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas baik. Melainkan juga wajib memiliki keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi bagi pasien terkait tindakan preventif dan promosi kesehatan bagi masyarakat.
Terkait kualitas perawat di Indonesia, perawatan di Indonesia memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dibandingkan negara-negara lainnya di Asia. Namun, perihal penguasaan bahasa masih menjadi kendala utama yang dihadapai para perawat Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri. Selain itu, standar kompetensi perawat dengan kualifikasi internasional juga masih belum terpenuhi.



DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yudha Manggala P. & Suryana, Wahyu. 2018. Perawat Harus Bisa Beradaptasi di Era Digital. Republika.co.id. https://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/18/03/17/p5q0fn284-perawat-harus-bisa-beradaptasi-di-era-digital (diakses 24 Desember 2018)
HS. 2018. Tantangan Pekerjaan di Era Revolusi Industri 4.0 Semakin Meningkat, Lulusan Perguruan Tinggi Harus Dibekali Kompetensi yang Mumpuni. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. https://ristekdikti.go.id/kabar/tantangan-pekerjaan-di-era-revolusi-industri-4-0-semakin-meningkat-lulusan-perguruan-tinggi-harus-dibekali-kompetensi-yang-mumpuni/ (diakses 24 Desember 2018)

2 komentar:

  1. Baccarat: How to play cards - Warwick
    Baccarat is a popular card game played by two to five players. septcasino The game requires four players in a 온카지노 deck of 52 cards. The dealer adds 바카라 사이트 each

    BalasHapus
  2. Mango Casino - MapyRO
    Mango Casino is an 목포 출장안마 indian casino that 평택 출장마사지 is popular in the gambling industry. It has 양주 출장마사지 a good reputation among players due to its high level of 양산 출장샵 quality. 광명 출장마사지

    BalasHapus

Peran Perawat di Era Revolusi Industri 4.0

Bercengkrama : perawat sedang bercengkerama dengan pasien di lorong rumah sakit Saat ini dunia tengah memasuki era disrupsi teknolog...